Dahulu kala ada seorang yang di segani di kerajaan melayu Jambi.orang ini bernama Tan Taleni. Dulunya ia seorang panglima perang dari negri Keling yang sekarang dikaenal dengan India. Lama tinggal di melayu jambi.Tan Taleni menikah dengan seorang gadis dan menetap disana. Dengan ilmu beladiri yang di milikinya, Tan Teleni menjadi seorang jagoan yang di segani. Selang beberapa bulan sejak pernikahannya, istri Tan Teleni menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Di panggilah ahli nujum untuk memeriksa kehamilan itu.
“istri tuan ku memang sedang mengandung seorang bayi laki-laki. Kelak anak ini akan tumbuh menjadi seorang yang perkasa. Namun, saya harap tuan berhati-hati karena anak inilah yang akan membunuh tuanku,”ramalan ahli junum pada Tan Telenisetelah memeriksa kehamilan istrinya.
Betapa terkejut Tan Teleni mendengan ramalan ahli junum. Walaupun itu hanyalah sebuah ramalan, tetapi ahli junum tersebut sabgatlah terkenal dengan ramalannya yang tidak pernah meleset. Sejak saat itulah, Tan Teleni menyiapka peti kayu yang sangat kuat. Di peti tersebut, terukir nama anak tersebut, yaitu Bujang Jambi. Kelak,setelah bayi itu lahir, Tan Teleni segera meletakkannya di dalam peti dan menghanyutkannya ke laut.
“Semoga anak ini terdampar di negeri yang sangat jauh sehingga tidak akan mengetahui siapa orang tua yang sebenarnya,”piker Tan Teleni ketika membuang bayi itu kelaut. Berhari-hari lamanya peti Bujang Jambi terapung-apung terbawa ombak, hingga akhirnya terdampar di negri Siam yang sekarang terkenal dengan Thailand.
Putra tersebut ditemukan oleh putra raja Siam yang saat itu sedang memancing. Dengan diusung oleh para pengawal kerajaan, peti berisi bayi Bujang Jambi dibawa menuju istanauntuk dilaporkan kepada Raja Siam.
Melihat bayi Bujang Jambi,Raja Siam,”ini pasti bukan anak orang sembarangan. Dari peti yang membawanya, bias dipastikan kalau ia anak seorang bangsawan. Aku akan mengangkat bayi ini sebagai anak angkat ku. Namun aku mohon pada semua yang ada disini untuk merahasiakan asal-usul anak ini hingga ia besar nanti.”
Raja Siam merawat Bujang Jambi seperti ia merawat anaknnya sendiri. Bujang Jambi di besarkan denagn kasih sayang. Namun,betapa pum orang berusaha menyembunyikan asal-usul Bujang Jambi, pada suatu hari akan terbongkar juga. Hal ini berawal ketika Bujang Jambi sudah agak besar dan bisa bermain dengan anak-anak sebayanya. Beberapa anak itu selalu mengejeknya dengan sebuatan “anak pungut”.
Tentu saja Bujang Jambi penasaran,”;apakah benar aku anak pungut?kalau benar siapa orang tua ku yang sebenarnya?”
Hal ini selalu mengganggu pikiran bujang jambi. Diam-diam ia menyelidiki siapa dirinya sebenarnya. Dalam waktu yang cukup lama, akhirnya Bujang Jambi tau kalau dirinya adalah anak Tan Teleni dari negri Melayu Jambi yang di buang. Saying nya reputasi Tan Teleni di Negri Siam adalah orang yang jahat. Ia menggunakan kekuatannya untuk memeras rakyat jelata dan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya untuk kepentingan sendiri.
Didikan Raja Siam yang diterima Bujang Jambi selama ini telah menjadikannya seorang kesatria perkasa, yang selalu ingin membelakebenaran. Oleh karena itu, begitu ia medengar kabar tidakadilan di negri Melayu Jambi, jiwa kepahlawanannya terpanggil untuk membela rakyat kecil disana. Ia tidak perduli bahwa yang harus dilawanya adalah ayah kandungnya sendiri.
Dengan seizin raja Siam, Bujang Jambi membawa pasukkan perang kerajaan Siam untuk memeberantas gerombolan Tan Teleni di Melayu Jambi. Sesampainya disana, kapal Bujang Jambi merapat di pelabuhan Muaro Jambi, ibu kota Kerajaan Melayu Jambi. Tan Teleni yang mengetahui yang datang adalah Bujang jambi, ia teringat pada ramalan ahli nujum belasan tahun yang lalu.
“Mungkin inilah saatnya aku akan mati di tangan anakku sendiri,”piker Tan Teleni. Namun, sebahgai bekas panglima perang Negri Keling, ia pantang menyerah begitu saja. Dengan gagah berani, dihadapinya tantangan Bujang Jambi, walaupun kekuatan pasukan keduanya tidak seimbang. Pasukan Bujang Jambi lebih banyak dengan persenjataan yang lengkap. Dalam waktu yang tak begitu lama, pasukan Tan Teleni bisa dengan mudah dikalahkan. Tan Teleni pun mati ditangan anaknnya sendiri,
Pesan Cerita:
Rasa takut akan semua ramalan terkadang justru menjadi sebuah doa yang menyebabkan ramalan itu benar-benar terjadi.
SUMBER:
http://dongengbmp.com/bujang-jambi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar